Berjalan lebih dari setahun, drama kasus Bibit-Chandra akhirnya Senin (25/10) menuju titik akhir. Kejaksaan memilih opsi pengesampingan (deponering) perkara ini. Dengan diambilnya keputusan deponeering ini, dua pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, kini secara legal nasibnya terkatung-katung,

Seluruh keperkasaan dan kewibawaan hukum Republik Indonesia mulai hari ini harus memaklumatkan kepada dunia bahwa hukum telah mati. Mati karena dipaksa bersujud dan menyembah kepada superman mahaperkasa bernama Gayus Tambunan.

Surabaya - Sebuah bangunan menyerupai rumah penduduk Eskimo ditemukan di areal lahan milik Dinas PU Binamarga di perkampungan Grudo V Surabaya. Diduga, bangunan tersebut merupakan sebuah bunker atau tempat persembunyian saat zaman Belanda.

Bangunan berbentuk setengah lingkaran dan mempunyai tinggi sekitar 2 meter yang berada di Kelurahan dr Soetomo, Kecamatan Tegalsari ini menurut warga setempat sudah ada sejak lama. Bahkan, tempat tersebut sering digunakan sebagai arena bermain anak-anak.

Seperti yang dikatakan Sudjito (59), warga Grudo V Surabaya yang mengaku jika saat dirinya masih kecil, bangunan tersebut sering digunakan untuk bermain kemah-kemahan karena mampu menampung hingga 15 anak.

"Sejak saya masih kecil sudah ada bangunan tersebut, di dalamnya lumayan luas. Wong 15 anak saja masuk di dalamnya. Dan masuknya melalui sisi sampingnya dan pintunya berbentuk segi empat lalu turun ke bawah," jelasnya kepada wartawan di lokasi, Jumat (21/1/2011).

Kakek 4 cucu ini juga mengungkapkan jika di dalamnya juga terdapat satu pintu masuk yang berbentuk segi empat untuk menuju ke suatu lokasi tertentu. "Tapi saya sejak dulu tidak pernah berani masuk ke dalam. Karena gelap. Tapi kata orang tua saya itu bisa menghubungkan ke suatu lokasi dan memang bangunan ini sebagi tempat untuk bersembunyi," imbuhnya.

Hal senada diungkapkan, Sudar (70), yang mengatakan jika lokasi ditemukannya bunker tersebut dulunya merupakan kantor Dinas PU Kolonial Belanda yang dibuat tahun 1942. Bunker itu untuk menghindari dan berlindung dari serangan udara tentara Jepang.

"Ini merupakan kantor Belanda yang bernama Goemintai atau kalau sekarang itu Dinas PU. Saat itu kan massa transisi kekuasaan antara Belanda-Jepang dan Belanda membuat ini untuk berlindung dari serangan pesawat tentara Jepang," jelasnya.

Kini bangunan tersebut sedang dilakukan penelitian oleh Surabaya Heritage untuk diketahui apakah benar sebuah bunker dan bersejarah atau tidak. (bdh/bdh) (detikSurabaya)

Home

Nasional

Daerah

Sport

LifeStyle

Opini

Advetorial

SuratPembaca

Redaksi